Selamat Datang dan Selamat Bergabung dengan Blog kami


SELAMAT DATANG & SELAMAT BERGABUNG DENGAN BLOG KAMI; PARA SIMPATISAN, KADER PARTAI GOLKAR & SEMUA LAPISAN SERTA KELOMPOK MASYARAKAT TANPA DIBATASI STRATIFIKASI SOSIAL DIMANAPUN BERADA TERMASUK TANPA BATASAN RUANG DAN WAKTU.
TERIMAKASIH BERKENAN BERGABUNG DENGAN SAJIAN, FITUR-FITUR DIDALAMNYA.
The changes we refer to are: Emotional, Physical, Mental and Financial changes.

Selamat Datang di Blog kami;"Suara Rakyat, Suara GOLKAR" dan Terimakasih Kunjungannya
Blog kami senantiasa menerima saran dan masukan untuk menjadikan cambuk guna melakukan pembenahan dan perbaikan. Sehingga kami sebagai Kader Partai GOLKAR semakin dewasa dalam menyikapi setiap masukan dan kritikan-kritikan yang disampaikan dan kami menerima sepenuhnya dengan lapang dada dan tulus ikhlas.
Blog ini sengaja dirancang untuk disajikan kepada para nitter, Facebooker, Blogger dan tidak terkecuali kepada seluruh warga bangsa yang memiliki visi, missi dan persepsi yang sama guna kemajuan bangsa. Walau pun disadari sengaja blog ini lebih banyak memberikan sajian Karya & Kekaryaan; - Golongan Karya dan lebih dikenal dengan sebutan Partai GOLONGAN KARYA.
Disamping itu kami memberikan menu dan fitur dari TV Online - Streaming yang lebih bersifat hiburan, pemberitaan dan pendidikan serta Business kepada semua lapisan mayarakat yang perduli, simpaty serta empaty pada perkembangan dan kemajuan bangsa ini. Indonesiaku
Blog ini sengaja dirancang untuk disajikan kepada para nitter, Facebooker, Blogger dan tidak terkecuali kepada seluruh warga bangsa yang memiliki visi, missi dan persepsi yang sama guna kemajuan bangsa. Walau pun disadari sengaja blog ini lebih banyak memberikan sajian Karya & Kekaryaan; - Golongan Karya dan lebih dikenal dengan sebutan Partai GOLONGAN KARYA.
Disamping itu kami memberikan menu dan fitur dari TV Online - Streaming yang lebih bersifat hiburan, pemberitaan dan pendidikan serta Business kepada semua lapisan mayarakat yang perduli, simpaty serta empaty pada perkembangan dan kemajuan bangsa ini. Indonesiaku
Perlu Kerja Keras untuk Mencapai Target MDG’s Tahun 2015
INDONESIA
merupakan salah satu negara yang ikut mengadopsi Millenium Development
Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan milenium. MDG’s adalah upaya untuk
memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama
antara 189 negara anggota PBB yang terhdiri dari 8 agenda utama, yaitu:
1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan,
2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua,
3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,
4) Menurunkan angka kematian anak,
5) Meningkatkan kesehatan ibu,
6) Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya,
7) Kelestarian lingkungan hidup, dan
8) Membangun kemitraan global dalam pembangunan.
Gagasan
mengenai MDG’s ini lahir dari suatu pendekatan baru dalam pembangunan
yakni menempatkan manusia sebagai sentral kebijakan pembangunan. Agenda
pembangunan millenium telah mentransformasi pembangunan yang bersifat profit oriented ke pembangunan yang bersifat human spirit dengan sasaran penghormatan terhadap harkat manusia, dignity of the human person.
Melalui
MDG’s ini diharapkan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mencapai
pembangunan nasional guna menciptakan kesejahteraan masyarakat semakin
memiliki arah yang lebih nyata. Sebagai komitmen yang disepakati secara
global, MDG’s kini menjadi ruh dalam pembangunan nasional di setiap
negara.
Millenium
Development Goals (MDGs) telah menetapkan target-target pembangunan
yang menjadi prioritas untuk diwujudkan pada tahun 2015. Target-target
tersebut yaitu penanggulangan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar
bagi semua, kesetaraan gender, peningkatan kesehatan ibu dan penurunan
angka kematian anak, memerangi HIV AIDS dan memastikan kelestarian
lingkungan.
Dari
berbagai isu, kemiskinan merupakan salah satu persoalan utama yang
harus segera diselesaikan guna mewujudkan target MDG’s. Berdasarkan Data
BPS pada bulan Maret 2010, tingkat kemiskinan Indonesia masih berjumlah
31, 02 juta jiwa atau sekitar 14, 15% dari total jumlah penduduk
Indonesia. Angka tersebut masih terbilang tinggi, dan harus segera kita
carikan jalan keluarnya. Tugas untuk mengentaskan kemiskinan bukan saja
prioritas dari Pemerintah Indonesia, akan tetapi ini telah menjadi
komitmen global. Tanpa komitmen untuk menanggulangi masalah kemiskinan,
tujuan MDG’s tidak akan berarti besar bagi upaya mencapai kesejahteraan
rakyat demi terciptanya keadilan sosial sesuai dengan amanat Pancasila
sila ke-lima.
Mengatasi kendala pencapaian target MDG’s
Salah
satu hal yang dapat menjadi kendala dalam mewujudkan target MDG’s yaitu
adanya kesenjangan atau disparitas pencapaian antar daerah. Meskipun
satu target sudah tercapai, namun jika dilihat dari capaian
masing-masing daerah, masih banyak daerah yang berada di bawah angka
capaian nasional tersebut.
Kesenjangan
antar-wilayah inilah yang menyebabkan target dari MDGs belum optimal.
Salah satunya dapat dilihat dari masih timpangnya tingkat kesejahteraan
antar daerah yang satu dengan daerah lainnya, ataupun masih tingginya
angka kematian Ibu (AKI) yang berbeda antar-daerah. Hal ini membutuhkan
upaya yang lebih serius lagi jika target tersebut ingin dicapai. Tidak
hanya itu, kesenjangan masih ditemukan dalam pendidikan, status sosial
maupun ekonomi. Hal ini merupakan pekerjaan rumah yang cukup berat bagi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, anggota-anggota dewan, masyarakat,
dan pihak swasta untuk segera mengatasi kesenjangan antar-wilayah
tersebut.
Oleh
karena itu, perlu kerja keras dari kita semua untuk menetapkan
pencapaian target MDG’s pada tahun 2015 nanti. Dimana pembangunan
nasional harus membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat
untuk mebangun dirinya secara otonom. Ruang partisipasi dan kreativitas
masyarakat dalam pembangunan nasional harus dibuka lebar, sehingga
potensi-potensi terbaik di setiap daerah akan bermunculan dan turut
memperkaya khasanah peradaban manusia Indonesia yang dinamis, yang pada
akhirnya dapat mencapai tujuan MDG’s dengan optimal.
Selain itu, perlu kebijakan pemerintah yang pro poor, pro growth, dan pro justice secara konsisten sehingga semua daerah dapat merasakan manfaat langsung dari tujuan pembangunan millennium ini.
Dave Laksono, Oktober 2010
PROGRAM UMUM PARTAI GOLKAR "CATUR SUKSES"
Penandatangan Kesepakatan Bersama Antara Kementerian Kelautan dan
Perikanan RI dengan Pengurus Besar Nahdhatul Ulama dan Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia
Jakarta
– Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan
panjang garis pantai lebih dari 81.000 km dan luas lautnya sekitar 3,1
juta km² serta memiliki lebih dari 17.508 pulau. Oleh karena itu, lautan
Indonesia dikenal sebagai lautan yang sangat kaya akan keanekaragaman
hayati laut (biodiversity) terbesar di dunia. Karena kekayaan dan
keanekaragaman hayati laut yang dimiliki Indonesia, tentunya potensi
budi daya perikanan menjadi sangat luar biasa.
Berkenaan
dengan hal tersebut, maka pada Rabu (24/11) pihak Kementerian Kelautan
dan Perikanan menjadi fasilitator dalam penandatangan kesepakatan
bersama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diwakili oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan, Ir. Fadel Muhammad dengan Pengurus Besar
Nahdhatul Ulama (PB NU) yang diwakili oleh Sekjen PBNU, Andi Jamaro
Dulung, dan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) yang diwakili
oleh Ketua Umum AMPI, Dave Laksono.
Dalam
pidatonya, Fadel menyampaikan harapannya agar dengan tingginya potensi
yang dimiliki Indonesia khususnya pada hal kelautan, diharapkan agar
semakin tumbuhnya para enterpreneurship Indonesia dalam bidang
kelautan maupun perikanan demi mewujudkan pembangunan bangsa. Sepaham
dengan harapan yang disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan,
Dave juga menjelaskan bahwa AMPI sebagai sebuah organisasi masa
kepemudaan senantiasa berada pada garis terdepan dan mendukung upaya
pemerintah dalam pembangunan bangsa yang dalam hal ini satu diantaranya
berkenaan dengan bidang kelautan dan perikanan seperti yang diamanatkan
dalam UUD 1945 pasal 33 yang berbunyi : bumi, air, dan kekayaan alam
yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan di pergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Penyampaian harapan yang besar
dalam memakmurkan rakyat juga disampaikan oleh Dave dengan menekankan
bahwa tingkat kesejahteraan para nelayan Indonesia perlu untuk
diperhatikan mengingat para nelayan Indonesia menjadi suatu komunitas
yang selalu tertinggal dalam segala dimensi pembangunan.
Adapun
untuk mewujudkan negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasis pada kepentingan nasional, menurut Dave komponen Indonesia
tentunya harus menyadari dan menumbuhkan kembali wawasan kebaharian
dalam segala aspek kehidupan. “Sebagai sebuah negara kepulauan, tentunya
seluruh komponen bangsa harus bisa menyadari serta menumbuhkan
wawasannya yang berkenaan dengan kebaharian dalam segala aspek
kehidupan. Dan DPP AMPI yang notabene beranggotakan generasi muda dengan
semangat jiwa pembaharuan serta di dukung dengan sikap profesionalisme
telah bertekad membangun kerja sama dengan pihak Kementerian Kelautan
dan Perikanan untuk mensukseskan visi yang memang telah dicetuskan oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan” tutur Dave.■
SejarahGOLKAR
Sejarah Partai Golkar bermula pada tahun 1964 dengan berdirinya Sekber Golkar di masa akhir
pemerintahan Presiden Soekarno. Sekber Golkar didirikan oleh golongan militer, khususnya
perwira Angkatan Darat ( seperti Letkol Suhardiman dari SOKSI) menghimpun berpuluh-puluh
organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, dan nelayan dalam Sekretariat Bersama
Golongan Karya (Sekber Golkar).
Sekber Golkar didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar ini lahir karena
rongrongan dari PKI beserta ormasnya dalam kehidupan politik baik di dalam maupun di luar
Front Nasional yang makin meningkat. Sekber Golkar ini merupakan wadah dari golongan
fungsional/golongan karya murni yang tidak berada dibawah pengaruh politik tertentu.
Terpilih sebagai Ketua Pertama Sekber Golkar adalah Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhartono
sebelum digantikan Mayor Jenderal (Mayjen) Suprapto Sukowati lewat Musyawarah Kerja
Nasional (Mukernas) I, Desember 1965.
Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain
yang menjadi anggota Sekber Golkar dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari
organisasi fungsional Sekber Golkar adalah untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945.
Semula anggotanya berjumlah 61 organisasi yang kemudian berkembang hingga mencapai 291
organisasi.
Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber GOLKAR ini kemudian dikelompokkan
berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu:
1. Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO)
2. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI)
3. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR)
4. Organisasi Profesi
5. Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM)
6. Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI)
7. Gerakan Pembangunan
Untuk menghadapi Pemilu 1971, 7 KINO yang merupakan kekuatan inti dari Sekber GOLKAR
tersebut, mengeluarkan keputusan bersama pada tanggal 4 Februari 1970 untuk ikut menjadi
peserta Pemilu melalui satu nama dan tanda gambar yaitu Golongan Karya (GOLKAR). Logo
dan nama ini, sejak Pemilu 1971, tetap dipertahankan sampai sekarang.
Pada Pemilu 1971 ini, Sekber GOLKAR ikut serta menjadi salah satu konsestan. Pihak parpol
memandang remeh keikutsertaan GOLKAR sebagai kontestan Pemilu. Mereka meragukan
kemampuan komunikasi politik GOLKAR kepada grassroot level. NU, PNI dan Parmusi yang
mewakili kebesaran dan kejayaan masa lampau sangat yakin keluar sebagai pemenang. Mereka
tidak menyadari kalau perpecahan dan kericuhan internal mereka telah membuat tokoh-tokohnya
berpindah ke GOLKAR.
Hasilnya di luar dugaan. GOLKAR sukses besar dan berhasil menang dengan 34.348.673 suara
atau 62,79 % dari total perolehan suara. Perolehan suaranya pun cukup merata di seluruh
propinsi, berbeda dengan parpol yang berpegang kepada basis tradisional. NU hanya menang di
Jawa Timur dan Kalimantan Selatan, Partai Katholik di Nusa Tenggara Timur, PNI di Jawa
Tengah, Parmusi di Sumatera Barat dan Aceh. Sedangkan Murba tidak memperoleh suara
signifikan sehingga tidak memperoleh kursi DPR.
Kemudian, sesuai ketentuan dalam ketetapan MPRS mengenai perlunya penataan kembali
kehidupan politik Indonesia, pada tanggal 17 Juli 1971 Sekber GOLKAR mengubah dirinya
menjadi GOLKAR. GOLKAR menyatakan diri bukan parpol karena terminologi ini
mengandung pengertian dan pengutamaan politik dengan mengesampingkan pembangunan dan
karya.
September 1973, GOLKAR menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) I di Surabaya.
Mayjen Amir Murtono terpilih sebagai Ketua Umum. Konsolidasi GOLKAR pun mulai berjalan
seiring dibentuknya wadah-wadah profesi, seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI),
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI).
Setelah Peristiwa G30S maka Sekber Golkar, dengan dukungan sepenuhnya dari Soeharto
sebagai pimpinan militer, melancarkan aksi-aksinya untuk melumpuhkan mula-mula kekuatan
PKI, kemudian juga kekuatan Bung Karno.
Pada dasarnya Golkar dan TNI-AD merupakan tulang punggung rezim militer Orde Baru. Semua
politik Orde Baru diciptakan dan kemudian dilaksanakan oleh pimpinan militer dan Golkar.
Selama puluhan tahun Orde Baru berkuasa, jabatan-jabatan dalam struktur eksekutif, legislatif
dan yudikatif, hampir semuanya diduduki oleh kader-kader Golkar.
Keluarga besar Golongan Karya sebagai jaringan konstituen, dibina sejak awal Orde Baru
melalui suatu pengaturan informal yaitu jalur A untuk lingkungan militer, jalur B untuk
lingkungan birokrasi dan jalur G untuk lingkungan sipil di luar birokrasi. Pemuka ketiga jalur
terebut melakukan fungsi pengendalian terhadap Golkar lewat Dewan Pembina yang mempunyai
peran strategis.
Jadi Pimpinan Pemilu
Dalam pemilu Golkar yang berlambang beringin ini selalu tampil sebagai pememang.
Kemenangan Golkar selalu diukir dalam pemilu di tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Arus reformasi bergulir. Tuntutan mundur Presiden Soeharto menggema di mana-mana. Soeharto
akhirnya berhasil dilengserkan oleh gerakan mahasiswa. Hal ini kemudian berimbas pada
Golkar. Karena Soeharto adalah penasehat partai, maka Golkar juga dituntut untuk dibubarkan.
Saat itu Golkar dicerca di mana-mana. Akbar Tandjung yang terpilih sebagai ketua umum di era
ini kemudian mati-matian mempertahankan partai. Di bawah kepemimpinan Akbar, Golkar
berubah wujud menjadi Partai Golkar. Saat itu Golkar juga mengusung citra sebagai Golkar baru.
Upaya Akbar tak sia-sia, dia berhasil mempertahankan Golkar dari serangan eksternal dan krisis
citra, inilah yang membuat Akbar menjadi ketua umum Golkar yang cukup legendaris.
Partai Golkar kemudian ikut dalam Pemilu 1999, berkompetisi bersama partai-partai baru di era
multipartai. Pada pemilu pertama di Era Reformasi ini Partai Golkar mengalami penurunan suara
di peringkat ke dua di bawah PDIP dengan .
Namun pada pemilu berikutnya Golkar kembali unggul. Pada pemilu legislatif 2004 Golkar
menjadi pemenang pemilu legislatif dengan 24.480.757 suara atau 21,58% suara sah.
Pada pemilu legislatif 2009 lalu suara Partai Golkar kembali turun ke posisi dua. Pemenang
pemilu dipegang oleh Partai Demokrat.
Dalam Munas VIII di Pekanbaru, Aburizal Bakrie terpilih sebagai ketua umum menggantikan
Jusuf Kalla. Sebagai pimpinan baru partai beringin, Aburizal bertekad akan kembali membawa
Golkar memenangkan pemilu. Dia menargetkan Golkar menjadi pemenang pertama pemilu
legislatif 2014 nanti.
Ketua Umum Golkar dari masa ke masa
· Djuhartono (1964-1969)
· Suprapto Sukowati (1969–1973)
· Amir Moertono (1973–1983)
· Sudharmono (1983–1988)
· Wahono (1988–1993)
· Harmoko (1993–1998)
· Akbar Tandjung (1998–2004)
· Jusuf Kalla (2004–2009)
· Aburizal Bakrie (2009–sekarang)
Langganan:
Postingan (Atom)
Suara, RAKYAT, Suara GOLKAR

No.Rek : U9709895 a.n. Suherman Hidayat