Perlu Kerja Keras untuk Mencapai Target MDG’s Tahun 2015
INDONESIA
merupakan salah satu negara yang ikut mengadopsi Millenium Development
Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan milenium. MDG’s adalah upaya untuk
memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama
antara 189 negara anggota PBB yang terhdiri dari 8 agenda utama, yaitu:
1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan,
2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua,
3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,
4) Menurunkan angka kematian anak,
5) Meningkatkan kesehatan ibu,
6) Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya,
7) Kelestarian lingkungan hidup, dan
8) Membangun kemitraan global dalam pembangunan.
Gagasan
mengenai MDG’s ini lahir dari suatu pendekatan baru dalam pembangunan
yakni menempatkan manusia sebagai sentral kebijakan pembangunan. Agenda
pembangunan millenium telah mentransformasi pembangunan yang bersifat profit oriented ke pembangunan yang bersifat human spirit dengan sasaran penghormatan terhadap harkat manusia, dignity of the human person.
Melalui
MDG’s ini diharapkan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mencapai
pembangunan nasional guna menciptakan kesejahteraan masyarakat semakin
memiliki arah yang lebih nyata. Sebagai komitmen yang disepakati secara
global, MDG’s kini menjadi ruh dalam pembangunan nasional di setiap
negara.
Millenium
Development Goals (MDGs) telah menetapkan target-target pembangunan
yang menjadi prioritas untuk diwujudkan pada tahun 2015. Target-target
tersebut yaitu penanggulangan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar
bagi semua, kesetaraan gender, peningkatan kesehatan ibu dan penurunan
angka kematian anak, memerangi HIV AIDS dan memastikan kelestarian
lingkungan.
Dari
berbagai isu, kemiskinan merupakan salah satu persoalan utama yang
harus segera diselesaikan guna mewujudkan target MDG’s. Berdasarkan Data
BPS pada bulan Maret 2010, tingkat kemiskinan Indonesia masih berjumlah
31, 02 juta jiwa atau sekitar 14, 15% dari total jumlah penduduk
Indonesia. Angka tersebut masih terbilang tinggi, dan harus segera kita
carikan jalan keluarnya. Tugas untuk mengentaskan kemiskinan bukan saja
prioritas dari Pemerintah Indonesia, akan tetapi ini telah menjadi
komitmen global. Tanpa komitmen untuk menanggulangi masalah kemiskinan,
tujuan MDG’s tidak akan berarti besar bagi upaya mencapai kesejahteraan
rakyat demi terciptanya keadilan sosial sesuai dengan amanat Pancasila
sila ke-lima.
Mengatasi kendala pencapaian target MDG’s
Salah
satu hal yang dapat menjadi kendala dalam mewujudkan target MDG’s yaitu
adanya kesenjangan atau disparitas pencapaian antar daerah. Meskipun
satu target sudah tercapai, namun jika dilihat dari capaian
masing-masing daerah, masih banyak daerah yang berada di bawah angka
capaian nasional tersebut.
Kesenjangan
antar-wilayah inilah yang menyebabkan target dari MDGs belum optimal.
Salah satunya dapat dilihat dari masih timpangnya tingkat kesejahteraan
antar daerah yang satu dengan daerah lainnya, ataupun masih tingginya
angka kematian Ibu (AKI) yang berbeda antar-daerah. Hal ini membutuhkan
upaya yang lebih serius lagi jika target tersebut ingin dicapai. Tidak
hanya itu, kesenjangan masih ditemukan dalam pendidikan, status sosial
maupun ekonomi. Hal ini merupakan pekerjaan rumah yang cukup berat bagi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, anggota-anggota dewan, masyarakat,
dan pihak swasta untuk segera mengatasi kesenjangan antar-wilayah
tersebut.
Oleh
karena itu, perlu kerja keras dari kita semua untuk menetapkan
pencapaian target MDG’s pada tahun 2015 nanti. Dimana pembangunan
nasional harus membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat
untuk mebangun dirinya secara otonom. Ruang partisipasi dan kreativitas
masyarakat dalam pembangunan nasional harus dibuka lebar, sehingga
potensi-potensi terbaik di setiap daerah akan bermunculan dan turut
memperkaya khasanah peradaban manusia Indonesia yang dinamis, yang pada
akhirnya dapat mencapai tujuan MDG’s dengan optimal.
Selain itu, perlu kebijakan pemerintah yang pro poor, pro growth, dan pro justice secara konsisten sehingga semua daerah dapat merasakan manfaat langsung dari tujuan pembangunan millennium ini.
Dave Laksono, Oktober 2010